Jangan Takut Berbagi - Dompet Dhuafa |
Adakah yang takut berbagi, hanya karena lalu menjadi berkekurangan?
Jangan Takut Berbagi
Membaca pertanyaan saat memulai membaca postingan ini, kira-kira apa jawabannya? Setiap orang punya jawaban dari pertanyaan di atas sesuai dengan kapasitas keilmuannya, pengalaman yang dialami dan tentunya seberapa dalam menggali hikmah dari berbagi. Jangan terbiasa dan membiasakan diri untuk mendakwa seseorang hanya dari jawaban yang terlontar akan sebuah pertanyaan yang kita tanyakan.
Apa itu berbagi?
berbagi/ber·ba·gi/ v 1 membagi sesuatu bersama; 2 membagi diri; bercabang;- pengalaman saling memberitahukan pengalaman sehingga yang satu dapat memetik manfaat dari pengalaman yang lain;
Dari arti katanya, ada manfaat yang bisa diambil dari kata berbagi. Bukan saja pihak yang memberi, melainkan juga pihak yang menerima. Demikianlah arti kata berbagi yang bisa kita maknai menjadi beragam rupa dalam kehidupan yang dititipkan pada kita. Alhamdulillah, Manda yang 36 tahun ini diberi kehidupan oleh Sang Maha Pencipta pasti punya banyak pengalaman tentang berbagi, pengin menuliskannya dalam postingan ini.
Setiap orang berhak mempunyai pengalaman tentang berbagi. Pun demikian Manda yang mewakili keluarga Satrianto untuk bercerita tentang pengalaman berbagi yang nyata di kehidupan kami. Alhamdulillah. Bukan bermaksud mengunggulkan diri atau menuliskan kebaikan yang berujung ke riya' dan pamer. Berusaha menuliskan secara umum tentang konsep berbagi yang memang nyata memberikan banyak kemudahan dan kebaikan dalam kehidupan kami. Cerita pengalaman tentang berbagi ini, Manda ceritakan dalam bentuk konsep berbagi yang Manda dan Panda lakukan sejauh ini ya.
Berbagi karena butuh diberi.
Konsep berbagi keluarga Satrianto adalah karena kami butuh diberi sama Alloh. Berbagi memang secara teknisnya, memberikan sesuatu untuk orang lain. Tapi, arti luasnya justru sedang meminta untuk diberi oleh Yang Maha Memberi.
Konsep di atas sudah kami terapkan sejak lama, sejak banyak keinginan yang secara pemikiran akal manusia tidak bisa dijangkau. Dengan berbagi, keinginan itu dimudahkan oleh Alloh SWT. Bukan saja keinginan tentang materi, melainkan keinginan untuk hidup damai, tentram, tenang, tercukupi dan bahagia dari dalam hati di keluarga kita.
Berbagi karena butuh berbagi.
Konsep berbagi karena butuh berbagi, biasanya terjadi jika kita memiliki barang yang akan dibagi lebih dari satu. Kebutuhan untuk berbagi inilah yang membuat berbagi jadi lebih mudah dan lebih ikhlas. Karena kita merasa terbantu dengan berbagi.
Yuk! Punyai banyak hal yang banyak dan lebih dari satu, supaya memudahkan kita untuk berbagi dengan orang lain. Cara berbagi yang demikian menjadi menyenangkan, karena yang menerima senang dan yang memberi juga senang.
Sudahkah sahabat Manda merasakan bahagia saat berbagi?
doc. Dompet Dhuafa |
Berbagi itu Membahagiakan
Konsep berbagi itu membahagiakan membuat berbagi itu nagih. Kita yang ketagihan bahagia karena berbagi. Terlepas dari pahala yang menjadi hak prerogatif Alloh ketika kita berbagi, yang bisa kita lihat saat itu adalah ekspresi orang yang menerima hal yang sedang kita bagi ke mereka.
Ya, rasakan itu dekat dengan diri kita! Kembalikan ke diri kita, rasa bahagia itu akan terasa ketika kita bisa merasakan menjadi orang yang menerima saat berbagi. Betapa bahagianya mendapat sesuatu yang diharapkan, mendapat sesuatu yang dibutuhkan, mendapat sesuatu yang tulus, seperti senyuman dan mata yang berkaca-kaca. Itu yang nagih ketika konsep berbagi menjadi hal yang membahagiakan. Bukan saja tentang sebuah kata terima kasih.
Berbagi sebenarnya bukan karena saya merasa memiliki sesuatu yang lebih, melainkan JUSTRU karena saya membutuhkan sesuatu, makanya saya berbagi. Konsep berbagi setiap keluarga berbeda-beda, alhamdulillah saya dan Panda seiya sekata untuk urusan berbagi. Kemudahan berbagi yang diterapkan Manda Panda dalam rumah tangga kami seperti apa.
doc. Dompet Dhuafa |
Kemudahan Berbagi
Berbagi pada yang terdekat. Selama ini, berbagi itu menjadi sulit karena yang kita temui adalah orang-orang yang sepertinya tidak membutuhkan lagi apa-apa. Sehingga kita urung untuk memulai berbagi. Coba perluas cara pandang kita, perluas pergaulan, di sekitar kita dan yang terdekat. Apakah kita bertemu dengan orang lain dikeseharian kita? Jika ya, coba gali lagi kira-kira apa yang bisa kita bagi untuk mereka.
Sebagai pengalaman, Dapur Manda sering masak berlebih, karena Panda hanya mau makan menu masakan untuk satu kali waktu. Padahal kalau beli sawi putih kan nggak bisa separo, alhasil masakan di malam hari beserta lauknya suka masih banyak. Penjual sayur keliling di kompleks, pernah Manda tanya, apa mau bawa kalau Manda memasak malam dan pagi harinya masih ada?
Lalu, Yu Sum (panggilannya) mau dan hamdalah diterima dan selalu menunggu karena katanya masakan Manda enak. Alhamdulillah, berbagi itu membahagiakan kedua belah pihak kan. Saya jadi semangat masak, karena selain Panda, ada Yu Sum yang bakal mencicip masakan rumahan ala Dapur Manda.
Lalu, Yu Sum (panggilannya) mau dan hamdalah diterima dan selalu menunggu karena katanya masakan Manda enak. Alhamdulillah, berbagi itu membahagiakan kedua belah pihak kan. Saya jadi semangat masak, karena selain Panda, ada Yu Sum yang bakal mencicip masakan rumahan ala Dapur Manda.
Berbagi sesuai kemampuan. Tentang kemampuan, sesungguhnya ini adalah dapur pribadi dari masing-masing keluarga. Sehingga, berbagi sesuai kemampuan ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga ya. Bukan ingin membahas tentang nominal kemampuan yang akan dibagi, melainkan tentang pos berbagi yang disiapkan sesuai kemampuan. Dengan mengetahui pos berbagi yang memang disediakan, maka berbagi akan menjadi sesuatu yang biasa dilakukan. Setidaknya, itu yang pernah Manda Panda lakukan dulu ketika awal belajar membiasakan berbagi di keluarga kami.
Bisa karena biasa, biasa karena pembiasaan.
Melatih berbagi dengan melepaskan kepentingan dunia. Berbagi yang bukan saja untuk pencitraan, bukan karena ingin terlihat baik dari kacamata manusia. Ah manusia! Lagi-lagi segala hal tentang sifat dasar manusia yang ingin dipuji, ingin terlihat baik, ingin terlihat berkecukupan, ingin terlihat berempati, ingin terlihat yang baik-baik, duuuhhhh! Semuanya menghapus pahala berbagi yang sudah kita niatkan. Hati-hati dengan pengecoh satu ini ya. Seringkali kita tergelincir menjadi sulit berbagi juga karena bisikan-bisikan seperti ini.
Lepaskan kepentingan dunia, jika ingin dimudahkan untuk berbagi. Kenapa begitu? Jawabannya, karena uang 2,000 rupiah bisa mengantarkan pahala dibanding uang 20,000 rupiah.
Berbagi bukan karena merasa lebih. Eitss, jangan salah ya. Kalau kita berbagi, belum tentu lho kita lebih dari mereka yang kita kasih. Dari segi yang sedang dibagi, memang kita lebih. Tetapi, segi lain yang orang lain punya, belum tentu kita lebih lho.
Sebagai contohnya, tetangga yang sehari-hari mengambil sampah di wilayah tinggal kami. Secara ekonomi, mungkin tidak berkecukupan dari sudut pandang orang kebanyakan. Namun, keluarga mereka mampu berkecukupan makan dalam sehari, menyekolahkan anak, bahkan anak-anaknya rajin solat ke masjid bareng dengan ayah dan ibunya.
Apa yang kita pikir kita berlebih ternyatanya tidak! Picik sekali jika hanya melihat harta sebagai ukuran nilai "lebih". Justru, mereka berempat menunaikan solat wajib di masjid ketika terbatas rumah untuk solat, itu yang Manda anggap mereka punya kelebihan dibanding saya. Moral ceritanya adalah kembali ke berbagi. Jangan merasa lebih ketika kita akan berbagi.
Apa yang kita pikir kita berlebih ternyatanya tidak! Picik sekali jika hanya melihat harta sebagai ukuran nilai "lebih". Justru, mereka berempat menunaikan solat wajib di masjid ketika terbatas rumah untuk solat, itu yang Manda anggap mereka punya kelebihan dibanding saya. Moral ceritanya adalah kembali ke berbagi. Jangan merasa lebih ketika kita akan berbagi.
Berbagi tidak selalu dengan materi. Anggapan yang salah jika semuanya tentang materi. Berbagi bukan saja tentang materi, jika materi sebagai acuannya, kapan kita akan merasa mampu berbagi? Sifat alami manusia yang selalu merasa kurang menjadikan berbagi itu terasa berat. Meluaskan pandangan kita tentang berbagi, membuat berbagi bisa dilakukan dengan apa saja, kapan saja dan dimana saja.
Sebagai contohnya, memberi jawaban kepada orang yang bertanya. Sejatinya kita sedang berbagi informasi kepada yang membutuhkan kan? Menyingkirkan sampah yang ada di jalanan yang kita lewati, sebenarnya kita sedang melakukan kebaikan dengan berbagi peran dengan penyapu jalanan yang membersihkan jalanan bukan?
Intinya adalah berbagi untuk hal kecil yang bisa kita lakukan. Berbagi ilmu bisa melalui apa saja, bahkan sebagai blogger pun kita bisa berbagi pengalaman tentang banyak hal supaya orang lain tidak perlu mengalami yang kita alami jika itu pengalaman yang tidak menyenangkan. Yuk, lakukan banyak hal yang mudah untuk membiasakan kita berbagi sedari sekarang.
Intinya adalah berbagi untuk hal kecil yang bisa kita lakukan. Berbagi ilmu bisa melalui apa saja, bahkan sebagai blogger pun kita bisa berbagi pengalaman tentang banyak hal supaya orang lain tidak perlu mengalami yang kita alami jika itu pengalaman yang tidak menyenangkan. Yuk, lakukan banyak hal yang mudah untuk membiasakan kita berbagi sedari sekarang.
Belajar berbagi dengan tidak mengharap ucapan terima kasih. Seringkali yang membuat terpeleset dalam berbagi adalah menanti ucapan terima kasih. Hal kecil yang kita lakukan saat berbagi sudah benar dan membuat bahagia. Namun, perusaknya adalah menanti ucapan terima kasih. Ketika sudah berbagi, maka anggaplah itu sebuah kelegaan kita membuang hajat di pagi hari. Tidak ditengok, tidak dilihat bentuknya dan tidak menjadi masalah berapa yang sudah keluar.
Donasi Online melalui Dompet Dhuafa |
Berbagi secara online. Kemudahan berbagi yang sesuai dengan zaman now adalah kemudahan berbagi secara online. Ketika pahala di hari Jumat dilipatkan, maka berbagi di hari Jumat menjadi kebaikan yang dinanti. Lalu bagaimana jika tidak keluar rumah, berbagi ke siapa?
Tenang ya... Kini ada fasilitas berbagi yang disediakan oleh Dompet Dhuafa.
Dari semua cerita Manda di atas, zaman telah berganti, banyak kemudahan berbagi dibantu dengan teknologi. Karenanya, jangan takut berbagi! Berbagi itu mudah dengan cara-cara yang kekinian, salah satunya berbagi melalui donasi yang difasilitasi oleh Dompet Dhuafa.
Tentang Donasi Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah Lembaga Filantropi Islam bersumber dari dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (humanitarian) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio-technopreneurship). Dompet Dhuafa akan terus mewujudkan masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan. Dompet Dhuafa memberi perhatian lebih dalam aspek kesehatan, pendidikan, ekonomi dan pengembangan sosial.
Baca juga : Mengenal Lebih Dekat Dompet Dhuafa
Sebuah pesan yang Manda tangkap ketika melihat halaman web dari Dompet Dhuafa adalah edukasi tentang berbagi. Bahwa yang sebenarnya kita lakukan supaya menjadi manusia manfaat adalah takaran berbaginya. Saat berbagi, kita tentu ingin menjadi lebih bermanfaat dan memberikan dampak baik bagi penerima manfaat ataupun bagi masyarakat secara luas.
Berbagi bersama Dompet Dhuafa, kita akan terlibat dalam mengentas kemiskinan dan upaya membangun bangsa Indonesia untuk lebih maju. Berbagi juga akan menjadi lebih bahagia, karena kita akan melihat banyak senyum para penerima manfaat yang menjadi lebih mandiri dan berdaya karena bantuan yang kita berikan. Dompet Dhuafa juga memberikan laporan rutin dan update informasi yang transparan, sehingga sebagai donatur bisa melihat bahwa apa yang telah kita bagikan bukan hanya sekedar menuntaskan kewajiban, tapi memberikan makna tersendiri bagi mereka yang membutuhkan.
Dompet Dhuafa memberikan banyak pilihan layanan untuk menyalurkan donasi melalui :
- Kanal donasi online
- Transfer bank
- Counter
- Care visit (meninjau langsung lokasi program)
- Tanya jawab zakat
- Edukasi zakat
- Laporan donasi
Pengalaman Berbagi yang Gagal
Jangan salah lho! Berbagi itu tidak selalu mudah. Jangan dianggap, karena kita punya niat berbagi maka langsung ada kesempatan untuk berbagi. Berbagi itu menurut kami berdua juga ada yang namanya faktor jodoh. Kenapa jodoh? Ya karena berbagi itu melibatkan dua pihak, pihak yang memberi dan pihak yang menerima.
Membawa nasi dan lauk yang sudah saya kemas dengan menggunakan mika. Meniatkan dalam perjalanan dari rumah kami ke rumah mama, ada penjual koran atau penjaja mainan di perempatan yang bisa menerima nasi dan lauk yang sudah saya siapkan.
Qodarulloh, ternyata ketetapan Alloh hari itu, perjalanan 30 menit yang biasanya saya bertemu dengan orang-orang yang saya maksud, kok ndilalahnya tidak ketemu. Nasi dan lauk yang saya siapkan, utuh sampai di rumah mama. Tak satupun penjaja koran atau mainan yang mangkal di perempatan dalam perjalanan yang saya tempuh. Akhirnya, nasi dan lauk itu diberikan kepada bapak tukang becak yang mangkal di sekitaran gang dekat rumah mama.
Qodarulloh, ternyata ketetapan Alloh hari itu, perjalanan 30 menit yang biasanya saya bertemu dengan orang-orang yang saya maksud, kok ndilalahnya tidak ketemu. Nasi dan lauk yang saya siapkan, utuh sampai di rumah mama. Tak satupun penjaja koran atau mainan yang mangkal di perempatan dalam perjalanan yang saya tempuh. Akhirnya, nasi dan lauk itu diberikan kepada bapak tukang becak yang mangkal di sekitaran gang dekat rumah mama.
Percayalah! Rejeki berbagi itu juga punya kompas. Rejeki tidak bisa kita yang menentukan dan mengatur. Tugas kita adalah menjemput dan mengupayakan. Tentang capaian dan hasilnya, biarlah Alloh yang menentukan yang terbaik untuk kita.
Lalu, pengalaman berikutnya adalah tentang menunda berbagi. Pernahkah kita mengambil hikmah dari sebuah peristiwa? Mengingat-ingat kembali yang kita lakukan seharian, mengevaluasi diri dan aktivitas kita sebelum tidur?
Jika ya, pasti ada terselip kegagalan kita akan sesuatu yang baik yang sudah kita niatkan. Seperti itulah manusia, kadang kita sudah mempunyai niat, tetapi memilih menunda untuk action. Akibatnya, kita juga menunda untuk menggenapkan pahala kebaikan yang sudah kita niatkan.
Jika ya, pasti ada terselip kegagalan kita akan sesuatu yang baik yang sudah kita niatkan. Seperti itulah manusia, kadang kita sudah mempunyai niat, tetapi memilih menunda untuk action. Akibatnya, kita juga menunda untuk menggenapkan pahala kebaikan yang sudah kita niatkan.
Seperti contohnya, kita sudah menyiapkan beberapa barang yang akan diberikan kepada seseorang karena akan lebih bermanfaat jika diberikan ke orang lain daripada kita simpan. Sudah meniatkan baik untuk berbagi. Sudah menyiapkan barang yang akan disampaikan. Lalu, sifat manusia menunda menghalangi untuk membawa serta barang tersebut ke pihak yang akan menerima.
Alhasil, orang yang akan menerima sudah lebih dahulu pindah ke lain kota dan barang yang kita siapkan tidak jadi diterima olehnya. Seperti itu rasanya ada penyesalan ketika melihat barang yang sudah disiapkan tidak jadi diantar kepada yang berhak menerima.
Alhasil, orang yang akan menerima sudah lebih dahulu pindah ke lain kota dan barang yang kita siapkan tidak jadi diterima olehnya. Seperti itu rasanya ada penyesalan ketika melihat barang yang sudah disiapkan tidak jadi diantar kepada yang berhak menerima.
Kembali lagi tentang rejeki, mungkin barang tersebut bukan menjadi rejeki untuk penerima yang sudah pindah kota. Melainkan menjadi rejeki orang lain yang menjadi penerima barang itu. Begitulah hikmah yang bisa dipetik dari pengalaman kami sekeluarga berbagi. Banyak hal yang tidak terduga yang terjadi dalam proses meniatkan banyak hal baik dalam memaknai arti hidup yang dititipkanNya.
Rasanya, sudah banyak yang Manda tuliskan tentang pengalaman berbagi yang masih harus terus belajar. Semoga Alloh selalu membukakan hati kita semua, untuk dimudahkan untuk berbagi. Sejauh pengalaman, justru manfaat berbagi adalah untuk diri kita sendiri. Keajaiban dari berbagi hanya bisa dirasakan oleh orang yang berbagi, yuk mulai berbagi dengan cara yang paling sederhana dan terjangkau sesuai kemampuan kita.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Jangan takut berbagi karena akan kekurangan ya mba. Pernah baca kalau semakin banyak memberi, semakin banyak menerima, semakin banyak berbagi, semakin kaya akan rezeki.
BalasHapusBenaaarr mba, saya pun meyakininya. Bahwa berbagi itu sebenernya akan kembali ke diri kita dalam bentuk yg lain yg tak terduga. Ikut lombanya yuk!
HapusDompet duafa dari zaman aku kuliah dulu sudah terbukti banyak membantu orang susah ya, bravo DD
BalasHapusBaru tau kalau bisa donasi online di Dompet Dhuafa.
BalasHapusPesan yang disampaikan bisa jadi reminder banget nih untuk semua orang. Bahwa dengan berbagi nggak perlu takut kekurangan, ya.
Berbagi memang menyenangkan sekali. Ada rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi saat yang menerima pemberian tersebut, mendoakan yang terbaik untuk kita, hiks, jadi terharu. Dompet Dhuafa sukses selalu ya, dan diberikan kemudahan dalam setiap kegiatannya.
BalasHapusBenar. Jangan takut berbagi. Tak akan habis malah nambah terus. Apalagi kalau yg diberi memperlihatkan ekspresi bahagia, otomatis kita juga gitu. KareNa bahagia itu nular loh
BalasHapusniatnya sudah dicatat untuk berbagi Manda..
BalasHapussetuju bangaet berbagi ga harus materi..bahkan dalam agama senyum pun sedekah..zikir kita sedekah..
thanks for reminder
Benar Mbak Manda, bahkan dalam berbagi pun sudah ada kompas tersendiri. Ada jodohnya masing-masing. Seperti yang ditetapkanNya, rejeki tidak akan tertukar.
BalasHapusAku percaya, semakin banyak kita berbagi - maka Allah akan mempermuda dan menggantinya dengan yang lebih
BalasHapusKarena kadang kalau nggak berbagi sama sekali, berasa ada yang kurang, kek nggak ada rasa terima kasih sama yang ngasih hheee
JAdi nggak takut lagi buat berbagi deh hhee
Makasih banyak buat sharingnya Manda ^_^
terima kasih sudah diingatkan manda
BalasHapuskarena ketika kita berbagi, justru ada kebahagiaan tersendiri
Menarik sekali pengalamannya mbk.. semoga kita semua bisa terus untuk saling berbagi ya
BalasHapusManda dan aku terpaut usia cuma 1 thn ternyata heuheu, iya mbak ima berbagi itu gak akan rugi malah tambah rezeki, aku suka via dompet dhuafa juga soalnya mereka selalu ada kaya ijab qobul dan kita didoakan setiap kasih zakat infal dan sedekah :)
BalasHapussetuju banget dengan "Berbagi itu membahagiakan".
BalasHapusKalo versi saya, "The more you give/share, the more you are loved".
Makin banyak memberi/berbagi, makin kita dicintai (oleh sesama dan tentunya yang maha kuasa). Inshaallah pintu kebaikan akan semakin terbuka lebar untuk kita: rejeki, materi, network, persabahatan, kesehatan, berbagainkemudahan dan banyak hal baik lainnya.
Yuk, rajin-rajin berbagi.
"sharing is caring"
Berbagi itu indah, dan tdk akan membuat kita kekurangan. Thks utk tulisan yg inspiratif ini
BalasHapusInspiratif banget tulisannya Manda
BalasHapusMakasi udah mengingatkan
Memang benar, berbagi itu bukan mengurangi milik kita tapi lebih kepada memberikan haka orang lain yang dititipkan lewat kita
Jelang maghrib saya baca tulisan Mbak yang sangat menginspirasi ini. Jadi merasa kecolek, ke mana saja saya selama ini? Berbagi pun hanya melihat pada mereka-mereka yang katanya lebih membutuhkan, padahal mereka lebih baik dari saya.
BalasHapusDan setuju banget, berbagi bukan hanya memberi materi. Bisa jadi pikiran, atau hal lainnya yang bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan.
Padahal berbagi itu bikin rejekin makin lancar.. tapi raga ini masih kurang bersyukur dan pelit untuk berbagi
BalasHapusBerbagi itu akan berbalik ke diri kita sendiri
BalasHapusSaya percaya dan yakin banget, semakin sering kita berbagi akan semakin banyak yg kita peroleh..apalagi dalam hal kebaikan 😍
BalasHapusaku percaya the more we share, the more we gain. Makin happy deh dengan berbagi
BalasHapusjangan takut kekurangan karena berbagi, pesannya dapat banget, dengan berbagi malah kita semakin kaya hati
BalasHapusAku yakin semakin banyak kita berbagi justru semakin banyak yang kita dapat. Alhamdulillaaaah diberi kelebihan ya mva
BalasHapusTerharu bacanya Manda, insya Allah dimudahkan selalu rezekinya ya Manda, berkah dan bahagia, Manda dan Panda, aamiin
BalasHapusBerbagi itu gak bikin kita kekurangan, itu yang aku yakini. Entah berbagi barang, uang, tenaga ataupun ilmu, apapun itu saat kita berbagi dengan orang lain terutama yang membutuhkan Inshaa Allah ganjarannya akan lebih lebih dan lebih.
BalasHapusJadi ingat kata ibuku, sering2lah berbagi karena Allah akan langsung membalas pada hari itu juga
BalasHapusIyaaa mbaa, salam buat ibunya ya. Semoga apa yg masih kita amalkan dari hasil didikannya, menjadi amal jariyah utk beliau. Aamiin.
HapusYup, berbagi tidak harus menunggu kita kaya. Berikan apa yang kita mampu berikan karena pada dasarnya kita pun membutuhkan pertolongan orang lain :)
BalasHapusBenaarr Mak Juli, karena kita tidak hidup sendirian di dunia ini.
HapusIyap banyak sedekah banyak rejeki ya mbak. Harus di tanamkan sejak dini
BalasHapusBenaaaarr, setuju nih. Ala bisa karena biasa, biasa karena pembiasaan ya mba.
HapusAnak2 ta biasakan sedekah kalo salat subuh. Kata ayahnya biar harinya berkah. Aamiin.
BalasHapusWaaahh alhamdulillaah yaa beb. Semoga istiqomah ya dek..
HapusEnak banget baca pengalaman Manda tentang berbagi. Memang nggak selamanya berbagi itu all about matery. Saling memberi salam juga (bagi muslim) sudah berbagi keselamatan.
BalasHapusIya mba Nurul, menjawab salam juga bagian dari sedekah. Mudah banget ya kalau memang ada niatan sedekah.
Hapussemoga kita smeua diberi kemudahan dan diberi limphaan rezeki agar mudah berbagi, aamiin
BalasHapusAamiin, mbaaa.
HapusJanji Allah pasti ya Manda, bagi siapa yang memberi
BalasHapussemangat terus menebar kebaikan. Bismilah semoga kita dicukupkan untuk berbagi dan saling mengingatkan dalam kebaikan
Iya, Nyi. Berbagi apa saja pasti kembalinya lebih banyak sesuai janji Alloh.
HapusSemoga kita semua makin semangat untuk terus berbagi ya agar bisa meringankan beban saudara kita juga
BalasHapusAamiinn, bener mba Suzan. Karena dgn berbagi kita menjadi lebih ringan.
HapusInsyaallah niatan baik untuk berbagi itu selalu diberikan jalan ya mbak. Sekarang bahkan kita bisa berbagi dengan saudara kita yang jauh di sana secara online. Jadi, tak ada alasan untuk tidak berbagi yaa
BalasHapusBenaarr mba Alma. Dan sedekah online nggak keliatan jumlahnya, jadi meminimalisir Riya' ya semoga.
HapusAamiin semoga kita semua berani berbagi ya Mak. Memang kita suka itung-itungan, padahal sedekah sebagai penolong di akhirat kelak.
BalasHapusAamiin mba Leyla. Semoga jg kita bisa menjaga diri dari hal2 yg bisa mengurangi pahala sedekah ya.
HapusBener nih jangan takut berbagi, dengan berbagi insyaAllah berkah juga ya mba harta kita.
BalasHapusInsyaAlloh bener banget mba.
HapusSmoga aja ya lulusan institute DD ini bisa lbih mandiri dn brsaing krn sdh diberi bekal keterampilan
BalasHapusAamiin aamiin aamiin. Semoga terus punya semangat untuk berdikari ya mba.
HapusBerbagi bisa dalam bentuk apapun termasuk utk hal yg sederhana, dan benar konsep berbagi itu sebenarnya menyenangkan jika dilakukan secara ikhlas
BalasHapusIntinya kalau berbagi tu gak bakal rugi ya mnbaaakk :D
BalasHapusDompet Dhuafa online tu memudahkan, mau sedekah, wakaf, apa aja bisa tinggal kirim dan biasanya ada pemberitahuan gtu. InsyaAllah berkah ya mbak :D
Iya kak Manda yaa...
BalasHapusBerbagi karena butuh berbagi.
Seringkali, kita merasa orang lain yang kita beri adalah yang serba kekurangan.
Namun pola pikirnya dibalik sekarang yaa...bahwa kita yang butuh mereka.
karena rejeki yang dititipkan Allah ini adalah rejeki mereka. Kita hanya dititipi.
Barakallahu fiik, kak Manda.
Jangan takut berbagi karena dengan berbagi bagi yg membutuhkan akan menjadi lebih bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah yah ka.
BalasHapusSetuju mba ...jngn takut berbagi kita tidak akan JD miskin dengan berbagi sedikit KPD orang lain.insysallah mlh akan bertambah ya
BalasHapusBerbagi akan dibagi lagi sama Allah dari pintu manapun asal nyakin dan percaya
BalasHapusSalut ya sama orng yg tarafnya cukup tapi msih bisa berbagi semoga lulusan DD ini nantinya bisa lbih mandiri
BalasHapusIntinya jangan takut berbagi karena dengan berbagi insyallah rezeki akan terbuka lebar diberbagai pintu yah mba leyla
BalasHapusKalau soal konsep berbagi saya ini selalu keingetan sama tausiyah Yusuf mansyur yg selalu mendorong utk tak lupa bersodakoh. Alhamdulillah kini sudah semakin banyak lembaga yg bisa jadi media utk memmpermudah berbagi melalui ZIS misalnya
BalasHapusBerbagi bukan karna kita lebih atau mereka kekurangan, tapi lebih ke rasa ingin berbagi biar saling merasakan
BalasHapusJadi keingetan sama almarhum papaku yang dulu semasa hidupnya selalu bilang sama kita "jangan takut berbagi sama orang lain terutama mereka yang membutuhkan, kita gak bakal jatuh miskin karena berbagi sama mereka" ini yang selalu tertanam dan teringat di saya.
BalasHapusBerbagi di jalan Allah rumusnya nggsk Ada tanda kurang.. tapi cuma Ada tandah tambah. Artinya harta tabungan Kita yg sebenarnya ya ini yg Kita bagikan.
BalasHapusLembaga philantropy yg familiar di benak saya adl DD, kerennya DD merambah di aneka sektor (travel, air mineral dsb) sukses utk DD
BalasHapusSenengnya sekarang donasi pun bisa online. Tapi iya, biasanya habis donasi gitu ada rasa bahagia tersendiri :D
BalasHapusJangan takut berbagi dan beramal di jalan Allah itu bisa membuka pintu rezeki yang lain.
BalasHapusSuka dengan slogan 'Jangan Takut Berbagi' Dompet Dhuafa. Berbagi kebaikan memang menyenangkan dan banyak manfaatnya
BalasHapusSemangat jangan takut berbagi ini semoga bisa menyentuh orang orang yang enggan berbagi untuk mau berbagi dengan sekelilingnya..
BalasHapusSetuju banget, jangan takut berbagi apalagi berbagi kebaikan. Jadi pengen tau lagi lebih banyak tentang dompet dhuafa
BalasHapusBerbagi dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi. Sangat menarik dan suka sekali dengan cara penulisannya. Semoga makin sukses kedepannya.
BalasHapus